Menengok Kearifan Lokal di Gua Ngerong

Kecamatan Rengel adalah sebuah kecamatan yang berada sekitar 20 km selatan kota Tuban. Kata Rengel sendiri berasal dari 2 kata yaitu ereng-ereng yang berarti lereng dan angel yang berarti sulit. Jadi arti Rengel adalah lereng yang sulit karena memang kecamatan Rengel ini dikelilingi oleh perbukitan kapur. Nah selain terkenal dengan perbukitan kapurnya, kecamatan Rengel ini ternyata memiliki obyek wisata gua yang unik dan kental dengan kearifan lokal. Mau tahu? Pastikan kamu masih membaca artikel ini ya.


Informasi Rute

1.   Jika kamu pakai kendaraan pribadi:

Dari Tuban: Pacu kendaraanmu menuju Semanding-Grabagan-Rengel. Ikuti jalan hingga tiba di perempatan pasar Rengel. Belok kiri 500 meter.

Dari Bojonegoro: Dari Alun-Alun Bojonegoro ke utara melewati jalan Hasyim Asyari-jalan Jaksa Agung Suprapto-Jalan Lettu Suyetno. Sampai pertigaan desa Kalirejo, kecamatan Bojonegoro belok kiri. Pacu kendaraanmu menuju Soko-Rengel. Setelah melewati pasar Rengel lurus saja sekitar 500 meter.

Dari Babat (Lamongan): Pacu kendaraanmu menuju Jembatan Cincin-Widang-Plumpang. Sampai di pertigaan desa Clompreng, kecamatan Plumpang belok kiri mentok. Lalu belok kanan hingga mentok di pertigaan Plumpang. Dari pertigaan Plumpang belok kiri melalui jalan raya Plumpang-Rengel. Tiba di pusat kecamatan Rengel pelankan laju kendaraanmu. Nah lokasi gua Ngerong ini berada dii sebelah kanan jalan. 

Dari Rembang: Pacu kendaraanmu menuju Pancur-Pamotan-Sedan. Tiba di pertigaan Karas, belok kanan melewati Sale-Jatirogo-Bangilan-Singgahan-Parengan. Tiba di pertigaan Ponco, desa Suciharjo, kecamatan Parengan belok kiri hingga sampai mentok di pertigaan Soko. Lalu belok kiri hingga tiba di kecamatan Rengel. Setelah melewati pasar Rengel lurus saja sekitar 500 meter.


Dari Surabaya: Pacu kendaraanmu menuju Gresik-Lamongan-Babat-Widang-Plumpang. Sampai di pertigaan desa Clompreng, kecamatan Plumpang belok kiri mentok. Lalu belok kanan hingga mentok di pertigaan Plumpang. Dari pertigaan Plumpang belok kiri melalui jalan raya Plumpang-Rengel. Tiba di pusat kecamatan Rengel pelankan laju kendaraanmu. Nah lokasi gua Ngerong ini berada dii sebelah kanan jalan. 

2. Jika kamu pakai kendaraan umum:

Dari Bojonegoro: Naik bus jurusan Bojonegoro-Tuban via Rengel. Minta turun di gua Ngerong.


Dari Tuban: Naik bus jurusan Tuban-Bojonegoro via Rengel atau bisa juga naik angkutan umum jurusan Tuban-Semanding-Grabagan-Rengel. Minta turun di gua Ngerong.

Dari Surabaya: Naik bus jurusan Bojonegoro. Di terminal Rajekwesi, ganti naik bus jurusan Tuban via Rengel. Turun di Gua Ngerong. 

Informasi Harga Tiket Masuk dan Parkir

1.        Harga Tiket Masuk = Rp 3.000/orang.
2.        Harga Parkir = sepeda motor: Rp 1.000-/unit. Mobil: Rp 2.000-/unit.
3.        Harga Pakan ikan=Rp 1.000,- sampai dengan Rp Rp 3.000,-/bungkus.
4.        Harga Sewa Perahu plastik= Rp 5.000,- sepuasnya

Fasilitas

Nah di tempat wisata Gua Ngerong ini sudah tersedia beberapa fasilitas antara lain:
  • Warung Makan. Nah di gua Ngerong ini banyak terdapat warung makan yang menjual makanan/minuman, snack, gorengan dan pakan ikan seperti klentheng(biji kapuk randu).
  • Tempat Parkir. Soal tempat parkir, gua Ngerong ini memiliki tempat parkir yang lumayan luas, karena gua Ngerong ini juga termasuk wisata andalan kabupaten Tuban.
  • WC/Toilet. Setelah puas main air, kamu bisa bersihkan dirimu di beberapa kamar mandi yang tersebar di area gua Ngerong ini.
  • Gazebo. Jika kamu terlalu capek, maka kamu bisa duduk-duduk manjah di beberapa gazebo yang ada di sekitar gua Ngerong ini. Beberapa gazebo tersebut berada di bantaran sungai Gua Ngerong. Jadi, kamu bisa sekalian ngasih makan ikannya deh.
Jenis Wisata yang Bisa Dilakukan

Gua Ngerong ini adalah salah satu tempat wisata yang lumayan terkenal di kabupaten Tuban. Jadi, kamu gak usah khawatir soal akses maupun fasilitasnya. Pokoknya oke banget deh. Jadi, di tempat wisata gua Ngerong ini kamu bisa berwisata:
  • Wisata Alam 
  • Wisata Keluarga.
Kegiatan yang Bisa Dilakukan

Nah, biar gak bosan, kamu bisa melakukan hal ini di gua Ngerong:
  • Foto-foto.Sungai yang jernih ditambah ribuan ikan yang hidup di dalamnya, ditambah dengan ribuan kelelawar yang "tidur menggantung" di langit-langit mulut gua Ngerong ini layak kamu abadikan dengan menggunakan lensa kamera maupun ponsel kamu. Terus upload deh ke media sosial kamu.
  • Main air. Siapa sih yang gak tergoda untuk main air di aliran sungai Gua Ngerong ini? Sungai yang jernih dan airnya yang sejuk. Ditambah aliran airnya yang cukup tenang menggodamu untuk segera njebur ke sungai.
  • Berenang. Bagi yang gak begitu mahir berenang, kamu bisa tetap bisa menikmati sensasi ciblon di sungai karena kedalaman airnya gak sampai 1 meter.
  • Memberi makan ikan. Nah di sini kamu bisa melemparkan makanan kepada ikan-kan dengan roti dan klenteng.
  • Susur gua. Untuk kegiatan susur gua, kamu bisa menyusuri gua sepanjang 1.716 meter ini. Di kedalaman gua kamu dapat menemukan ruangan setinggi 28 meter di dalam gua. Selain itu di kedalaman 900 meter terdapat sebuah air terjun dan di kedalaman 1.300 meter terdapat sebuah hamparan pasir di dalam gua.
Legenda

Ada 3 versi terkait terbentuknya gua Ngerong ini yaitu:

Versi Pertama: Dahulu kala, ada sebuah kerajaan yang berpusat di desa Banjaragung, kecamatan Rengel, kabupaten Tuban. Kerajaan ini bernama kerajaan Gumenggeng. Kerajaan ini dipimpin oleh Raden ARya Bangah. Putra dari Kyai Gede Lebe Lontang. Saat kemarau, kerajaan ini selalu mengalami paceklik(Krisis pangan) dan kekeringan. Sehingga Raden Arya Bangah melakukan pertapaan untuk mendapat petunjuk dari dewa.  Kemudian Raden Arya Bangah mendapat petunjuk unuk mencari seseorang yang sanggup bertapa di puncak gunung(diperkirakan lokasinya berada di desa Andhong).

Akhirnya, Raden Arya Bangah pun melakukan sayembara yaitu bagi siapa saja yang sanggup bertapa di puncak gunung, maka ia akan dihadiahi tanah yang luas. Hingga datanglah seseorang bernama Kyai Jala Ijo. Dan Kyai JalaIjo pun memulai pertapaannya, hingga akhirnya beliau mendapat petunjuk untuk mencungkil tanah yang berada di wilayah kerajaan. Dan setelah mengikuti petunjuk tersebut, sang Kyai menancapkan tongkatnya di tebing. Dan memancarlah air dari tebing tersebut. Air yang keluar pun semakin besar dan berubah menjadi gua yang berbentuk rong (terowongan/lubang). Jadi dinamakanlah gua Ngerong.

Versi Kedua: Ikan-ikan di sungai Gua Ngerong ini oleh warga setempat meyakini bahwa ikan-ikan tersebut adalah peliharaan Putri Ngerong. Putri tersebut digambarkan sebagai gadis cantik berkebaya dan memakai selendang di bahunya sambil memegang tas belanja. Dikabarkan putri ini bertapa di dalam gua hingga raganya menghilang. Oleh warga setempat, ikan-ikan di sungai ini dilarang diambil. Kecuali ada ikan yang melewati jembatan yang menjadi batas. Konon barangsiapa yang menangkap lalu memakan ikan di gua Ngerong ini akan tertimpa musibah.

Namun ada benarnya larangan ini, karena makanan-makanan ikan-ikan di Gua Ngerong ini adalah kotoran kelelawar yang jatuh ke sungai. Jadi ikan-ikan di sungai ini mengandung Amoniak. Tahu kan amoniak? Itu loh jika kamu pipis, kamu nanti akan mencium bau pesing. Nah, bau pesing itu berasal dari Amoniak. Jika tidak dikeluarkan dari tubuh melalui urine alias air kencing. Amoniak tersebut bisa menjadi racun tersebut.

Versi Ketiga: Selain ikan, pembaca juga bisa menemukan bulus (kura-kura bercangkang lunak). Jika biasanya cangkang bulus itu berwarna hitam. Cangkang bulus di gua Ngerong ini berwarna putih. Bulus putih itu bisa dipanggil dengan menyebutkan namanya seperti Sanggem, Polem, dan Menik. Nah, setelah terlihat lemparkanlah roti ke sungai agar si bulus putih tersebut mendekat. Konon, bulus putih ini adalah jelmaan senopati kerajaan Gumenggeng yang melakukan suatu dosa yang tak terampuni dan dikutuklah senopati tersebut menjadi seekor bulus putih.

Itulah beberapa legenda terkait gua Ngerong. Legenda-legenda tersebut adalah kearifan lokal warga agar ekosistem gua Ngerong tetap terjaga. Terlepas benar tidaknya mitos atau legenda tersebut, tergantung kepercayaan masing-masing. Jadi kalau berbeda pendapat ya nggak usah dipaksakan. Toh kita memiliki pilihan masing-masing kan? 

Kendaraan yang Bisa Masuk


Akses jalan ke wisata Gua Ngerong ini sudah sangat mulus dan lebar jadi banyak moda transportasi yang bisa menjangkau wisata Gua Ngerong ini yaitu:

  • Sepeda
  • Sepeda Motor
  • Mobil
  • Elf
  • Bus
Tempat Wisata di Sekitar


Belum Capek? Yuk coba tempat wisata di sekitar Gua Ngerong ini:

Pemandian Sendang Beron

Mbrasak Yuk


Gua Ngerong adalah sebuah gua alami yang berada di desa/kecamatan Rengel, kabupaten Tuban. Obyek wisata ini dikelola oleh pemerintah desa setempat lho.. Nah, selain kamu bisa menikmati gua dan sungai yang mengalir dari mulut gua. Kamu juga bisa melihat dan memberi makan ikan-ikan yang ada di sungai ini lho. Ikan-ikan di sungai ini ukurannya jumbo-jumbo lho pembaca. Ikan yang hidup di sungai ini pun bervariasi yaitu ikan wader, ikan tawes, ikan lele, dan ikan gabus.

Pembaca bisa memberi makan ikan-ikan ini (selain lele) dengan biji klentheng(biji kapuk randu). Namun untuk lele, pengunjung bisa memberi brondong jagung alias popcorn sebagai pakan lele. Nah jika pengunjung ingin melihat bulus putih, maka pengunjung bisa memanggil nama-nama bulus tersebut seperti yang saya sebutkan di atas. Nah setelah bulusnya muncul, lemparkanlah potongan roti ke dalam sungai, agar si bulus mau mendekat.  Tapi saya memanggilnya beberapa kali kok si bulus nggak muncul-muncul ya? Apa aku ini kurang tampan pintar merayu si bulus agar keluar dari sarang persembunyiannya ya? Pakan-pakan tersebut bisa diperoleh dengan membeli dari pedagang di sekitar gua Ngerong kok. Jadi tidak perlu repot-repot membawa dari rumah.

Di sungai Gua Ngerong, pengunjung bisa berenang atau menyewa ban untuk mengarungi sungai Gua Ngerong. Di sungai Ngerong, pembaca juga bisa melihat aktivitas warga seperti mencuci pakaian, atau mencuci bahan makanan di sungai ini lho.

Dari kejauhan, tampak disekitar mulut gua terdapat warna hitam yang menyelimuti dinding luar mulut gua. Ternyata, setelah didekati itu adalah ribuan kelelawar yang menggantung di dinding gua. Saat mendekat ke mulut gua. Pembaca akan mendengar decitan ribuan kelelawar ini. Selain itu, pembaca juga bisa mencium bau kotoran kelelawar yang baunya aduhai itu. Tapi tenang, setelah beberapa saat kita akan terbiasa dan tidak akan terganggu  oleh bau kotoran kelelawar tersebut. Di depan mulut gua Ngerong juga terdapat atap yangdibangun warga agar pengunjung tidak terkena bom atom kotoran kelelawar yang jatuh.

Oh iya, pembaca juga bisa lho menyusuri gua sepanjang 1,7 km ini. Tapi kegiatan susur gua ini hanya bisa dilakukan saat sore atau malam hari saja. Agar tidak mengganggu kelelawar yang sedang beristirahat. Namun sebelum melakukan kegiatan susur gua Ngerong. Juru kunci gua Ngerong terlebi dahulu melakukan ritual untuk meminta izin kepada danyang (Jin penunggu suatu tempat) agar diberikan kemudahan saat melakukan susur gua.

Saat memasuki gua, pengunjung bisa melihat keindahan stalaktit (batuan gua yang menonjol ke bawah). Pada kedalaman 300 meter, pengunjung bisa melihat ruangan gua setinggi 48 meter.  Di kedalaman 900 meter pembaca bisa menemukan air terjun setinggi 5 meter. Setelah itu, pada kedalaman 1.300 meter ada hamparan pasirnya lho... Terakhir di kedalaman 1.700 meter pengunjung bisa menikmati telaga/mata air yang menjadi ujung dari gua ini.

Sungai dari Gua Ngerong, jernih dan hijau

Pembaca tak usah khawatir kelaparan kalau warungnya banyak begini.

Sungai Gua Ngerong yang akan bermuara ke Bengawan Solo.

Gerombolan ikan tawes


Duh, kok pada rebutan ya.

Seekor lele seukuran betis orang dewasa menampakkan diri


Mulut gua Ngerong

Peta Gua Ngerong dan  Peta Wisata Kabupaten Tuban

Peta Gua Tuban dan Tim Susur Gua

Bagaimana? Pembaca lebih menyukai susur gua atau belajar dari kearifan lokalnya? Atau pembaca malah punya pilihan lain? Jadi, Ayo Mbrasak sekarang.

Saran Ane:
  1. Jangan berbuat macam-macam, di lokasi ini sering terjadi kasus kesurupan.
  2. Jangan ambil apapun selain foto, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak langkahmu.
  3. Patuhi aturan warga dan hormati kearifan lokal warga.
Koordinat GPS 07°03′37.5″S 112°00′26.3″E

Komentar