Berburu Sunset di Candi Penataran

Halo Pembaca. Kalian pernah berkunjung ke Candi Palah? Hah? Candi mana tuh kok gak pernah dengar namanya? Kalau Candi Penataran? Yup Candi Palah itu adalah nama asli candi Penataran. Karena lokasi candi ini memang berada di desa Penataran, kecamatan Nglegok, kabupaten Blitar. Candi Penataran atau Candi Palah ini merupakan kompleks candi terbesar dan terluas se Jawa Timur lho. Luas area candinya saja hampir 13.000 m2Candi Penataran ini berada di barat daya Gunung Kelud. Salah satu gunung berapi paling berbahaya di Jawa Timur ketika meletus. Candi ini berada di ketinggian sekitar 450 mdpl. Jadi panasnya gak terlalu terik di siang hari.  Mau tahu lebih banyak tentang candi Penataran? Lanjut baca artikel blog ini guys.

Informasi Rute

1.   Jika kamu pakai kendaraan pribadi:



Dari Blitar: pacu kendaraanmu menuju Makam Bung Karno. Lurus sampai pasar Kliwon Nglegok. Dari pasar Kliwon, belok kiri melewati Gapura Masuk Wisata Candi Penataran.

Dari Kediri: pacu kendaraanmu menuju Wates. Dari Wates langsung ikuti jalan raya Blitar-Wates. Hingga tiba di pasar Patok,  desa Sidorejo, kecamatan Ponggok, kabupaten Blitar, belok kiri. Setelah melewati tanggul penahan aliran lahar kali Bladak kamu tiba di perempatan Kedawung, kecamatan Nglegok, belok kiri hingga tiba di Gapura Masuk Wisata Candi Penataran.  


Informasi: Tidak ada angkutan umum ke sini.

Informasi Harga Tiket Masuk dan Parkir


  1. Harga Tiket Masuk = Rp 3.000/orang 
  2. Harga Parkir = Sepeda Motor : Rp 5.000/unit Mobil: Rp 10.000/unit

Fasilitas


Nah di kawasan Candi Penataran ini sudah banyak fasilitasnya lho. Seperti:
  • Warung Makan. Pembaca tidak perlu takut lapar di candi ini, karena banyak warga yang berjuala menjajakan snack hingga makanan berat.
  • Toilet/Kamar Mandi. Di Candi Penataran ini terdapat beberapa toilet baik di sekitar lokasi parkir maupun di dalam area wisata Candi Penataran.
  • Free Wifi(Pos Jaga Candi). Jika kamu kehabisan kuota internet di candi Penataran, tak usah galau karena di candi Penataran ini ada free Wifinya.
  • Lapangan Parkir luas. Nah tempat parkir di sini luas juga lho. Selain itu jika lapangan parkirnya penuh, banyak warga yang membuka halaman rumahnya untuk digunakan sebagai tempat parkir.
Jenis Wisata yang Bisa Dilakukan

Nah di tempat wisata ini pembaca bisa melakukan kegiatan wisata:
  • Wisata Sejarah
  • Wisata Keluarga
Kegiatan yang Bisa Dilakukan

Nah berikut ini hal-hal yang bisa kamu lakukan di sini.

  • Belajar Sejarah. Nah bagi kamu penghobi wisata sejarah atau mahasiswa sejarah, candi ini cocok banget buat kamu datangi karena ya sejarah cand iPenataran ini yang banyak banget. Mulai dari 3 kerajaan yang membangun candi Penataran ini, macam-macam relief candinya dll bisa kamu temukan di sini.
  • Foto-foto. Selain cocok buat wisata sejarah, candi Penataran ini juga bagus banget lho menjadi objek foto kamu.
  • Menikmati Sunset. Para pecinta sunset silahkan merapat ke candi Penataran ini, karena candi Penataran ini menurut saya sih salah satu spot sunset terindah di Blitar.
Kendaraan yang Bisa Masuk

Nah akses menuju kawasan wisata Candi Penataran ini sangat mudah dijangkau bagi kamu yang mengendarai.
  • Sepeda
  • Sepeda Motor
  • Mobil
  • Elf
  • Bus Besar
Tempat Wisata di Sekitar

Nah jika kamu belum capek setelah liburan di Candi Penataran, di kawasan wisata Candi Penataran ini kamu juga bisa mengunjungi:
  • Candi Petirtaan
  • Kolam Renang Penataran
  • Museum Penataran
  • Petilasan Syech Subakir
Mbrasak Yuk

Halo Pembaca setelah sebelumnya saya kesasar ke Candi Kalicilik, karena salah ambil jalan saat menuju Candi Penataran. Akibat peristiwa kesasar tersebut . Saya tiba di candi Penataran ini pas sore hari. Jadi bisa sekalian menikmati sunset di Candi Penataran. Intinya tetaplah bersyukur atas segala kejadian di hidup kita, karena kita tak pernah tahu rencana Tuhan kepada kita. Eh kenapa aku tiba-tiba jadi sok bijak gini ya. Hehehe. Tapi benar juga loh.

Lanjut ya?! Sekarang aku mau menceritakan sejarah candi Penataran ini. Candi Penataran ini dibangun pada masa pemerintahan raja Srengga dari kerajaan Kadiri pada tahun 1200 Masehi. Kemudian pembangunan candi Penataran ini selanjutnya dilanjutkan oleh kerajaan Singosari dan kerajaan Majapahit. Candi Penataran ini diresmikan menjadi candi negara pada masa pemerintahan raja Jayanegara dari kerajaan Majapahit. 

Candi ini aktif digunakan sebagai tempat peribadatan hingga masa pemerintahan raja Wikramawardhana dari kerajaan Majapahit pada tahun 1415 Masehi. Dan akhirnya candi ini menghilang karena ditinggalkan oleh warga Hindu yang mulai berbondong-bondong masuk agama Islam. Hingga akhirnya candi ini ditemukan kembali oleh Sir Alex Ferguson eh ngawur nih yang benar adalah Sir Thomas Stamford Raffless pada tahun 1815. Beliau adalah gubernur jenderal pemerintahan kolonial Inggris yang pernah menjabat di nusantara.

Fungsi candi Penataran ini adalah sebagai candi gunung, yaitu untuk tempat pemujaan dewa agar terhindar dari marabahaya letusan gunung Kelud. Tahu sendiri kan gunung Kelud kalau meletus dahsyatnya kaya apa? Oh ya candi ini luas banget lo guys. Luasnya sekitar 2 kali lapangan sepakbola. Sangat berbanding jauh dengan luas kebanyakan candi di wilayah Jawa Timur kan?

Nah sekarang yuk kita jelajahi candi Penataran ini.

A.  Arca Dwarapala

Pengunjung yang berfoto di belakang arca.

Nah pembaca, setelah kamu memasuki gerbang masuk candi Penataran, kamu akan disambut oleh 2 arca Dwarapala ini. Arca Dwarapala adalah arca yang memegang pentungan. Tujuannya untuk melindungi suatu bangunan dari bahaya pada masa lalu. Pada kedua lapik arca tersebut terpahat angka tahun 1242 Saka atau 1320 Masehi. Diduga tahun tersebut adalah tahun peresmian Candi Palah sebagaCandi Negara oleh raja Jayanegara dari Majapahit. Di belakang arca ini juga terdapat reruntuhan gapura yang terbuat dari batu bata kuno.

B. Bale Agung

Anak-anak ceria bermain sepakbola di atas Bale Agung

Setelah melewati arca, di sebelah kananmu kamu bisa melihat Bale Agung. Bale Agung ini berukuran panjang 37 meter, lebar 19 meter, dan tinggi 1,44 meter. Di Bale Agung ini terdapat sekitar 4 tangga. Bangunan ini difungsikan sebagai tempat pertemuan para pendeta di masa lalu. Pada bangunan bale agung ini, terdapat 4 tangga. 2 tangga berada di sisi tenggara sedangkan 2 tangga lainnya berada di sisi timur laut dan barat daya Bale Agung. Pada dinding Bale Agung ini dihiasi pahatan ular naga yang melilit seluruh dindingnya dengan kepala yang menyembul di bagian kanan dan kiri bangunan. Selain itu pada masing-masing tangga naik ini dihiasi oleh patung mahakala.

C. Umpak


Nah di sebelah tenggara Bale Agung tadi, terdapat 4 buah umpak diduga umpak-umpak ini digunakan sebagai penumpu tiang kayu pada bangunan pendopo teras.

D. Pendopo Teras


Tak jauh dari umpak-umpak tersebut, berdirilah pendopo teras. Bangunan pendopo teras ini berukuran panjang 29 meter, lebar 9 meter, dan tinggi 1,5 meter. Pada bangunan pendopo teras juga terdapat 2 buah tangga di bagian barat bangunan ini yang di tiap sudutnya dihiasi patung raksasa kecil bersayap yang memegang gada dan menekuk salah satu lututnya. Di pendopo teras juga terpahat angka tahun 1297 Saka atau 1375 Masehi. Namun agak sulit untuk menemukan oahatan angka tahunnya karena tersembunyi di antara pahatan sulur dedaunan. Fungsi bangunan pendopo teras adalah tempat peletakan sesaji pada acara keagamaan atau tempat peristirahatan raja atau bangsawan lainnya.

Pendopo Teras ini Layaknya, bangunan Bale Agung, Pendopo teras ini juga dihiasi pahatan ular naga pada dindingnya dengan ekor yang saling berlilitan dan kepalanya menyembul ke atas di antara pilar-pilar bangunan. Pahatan kepala ular ini digambarkan memakai kalung dan berjambul. 

Selain itu, pada dinding pendopo teras juga dihiasi relief yang meneritakan Bubhuksah dan Gagang Aring serta Sri Tanjung. Relief Bubhuksah dan Gagang Aking ini bisa kita lihat di sisi timur bangunan pendopo teras. Dan berikut ini adalah kisahnya

Bubhuksah dan Gagang Aking

Alkisah, ada 2 makhluk yang sedang bertapa brata. Mereka adalah Bubhuksah dan Gagang Aking. Bubhuksah ini berbadan besar, suka makan, dan tidak tidur tetapi dia menjalani kehidupannya dengan penuh keikhlasan. Sedangkan Gagang Aking ini tubuhnya kurus bagai tulang berbalut kulit, rajin berpuasa, tetapi sangat rajin tidur. Suatu saat, Dewa Siwa ingin menguji ke 2 makhluk tersebut. Kemudian Dewa Siwa pun menjelma menjadi harimau putih.

Ketika Dewa Siwa ingin memakan  Gagang Aking. Gagang Aking menolak karena badannya yang kurus kering dan takut harimau itu gak akan kenyang, tetapiia  malah menyarankan harimau putih untuk memakan Bubhuksah yang berbadan gemuk. Temen makan temen nih.. !! Dengan gagah berani, Bubhuksah langsung pasang badan dan mempersilahkan harimau putih untuk memakan dirinya karena merasa iba dengan Gagang Aking dan harimau yang kelaparan. Akhirnya Dewa Siwa pun memutuskan keduanya lulus ujian dan menaikkan mereka ke surga. Bubhuksah mendapat keistimewaan bisa masuk ke surga tertinggi dan menaiki punggung harimau. Namun Gagang Aking, hanya mendapatkan surga yang lebih rendah dengan memegang ekor harimaunya saja.

Hikmah cerita tadi adalah, sebaiknya kita harus mengorbankan teman kita saat kepepet bisa ikhlas menjalani kehidupan. Seberat apapun cobaan yang menghadang.


Relief berikutnya adalah mengenai Sri Tanjung yang berada pada sisi dinding bagian barat menuju selatan. Dan langsung saja inilah ceritanya

Sri Tanjung

Dikisahkan, Pangeran Sidapaksa, seorang keturunan Pandawa, mengabdi kepada Prabu Sulakrama di negeri Sindurejo. Suatu  hari, dia diutus mencari obat untuk sang Prabu kepada Beghawan Tamba Petra di desa Prangalas. Namun, di sana ia bertemu dengan Sri Tanjung yang kemudian dipersuntingnya dan dibawa ke Sindurejo.Kabar kecantikan Sri Tanjung pun sampai ke telinga Prabu Sulakrama. Dan muncullah niat jahat sang prabu untuk merebut Sri Tanjung dari Pangeran Sidapaksa.

Siasat pun diatur, dan prabu pun mengutus pangeran Sidapaksa untuk mengantarkan surat ke kahyangan yang tanpa sepengetahuan  pangeran Sidapaksa bahwa surat tersebut berisi ajakan perang dengan kahyangan. Pangeran pun berangkat menuju kahyangan dengan selendang warisan raden Sudamala yang dipinjamkan Sri Tanjung. Sesampainya di kahyangan pangeran pun dihajar habis-habisan oleh para dewa. Di saat pangeran Sidapaksa hampir meninggal, dia menyebut nama Pandawa. Hal itu membuat dewa berhenti menghajarnya dan menyembuhkannya kembali. Pangeran pun pulang menuju Sindurejo.

Saat pangeran Sidapaksa ke kahyangan, Prabu Sulakrama mencoba merayu Sri Tanjung namun gagal. Namun aksi tersebut dipergoki oleh pangeran Sidapaksa. Merasa malu, prabu Sulakrama pun memfitnah Sri Tanjung akan berselingkuh dengannya. Sang pangeran pun kalap dan akhirnya membunuh Sri Tanjung. Saat perjalaan menuju alam roh, Sri Tanjung bertemu dengan Bathara Durga. Karena Sri Tanjung belum waktunya meninggal, akhirnya Sri Tanjung dihidupkan kembali dan ke desa Prangalas.

Setelah mengetahui istrinya tidak bersalah, Pangeran sidapaksa pun stress dan akhirnya hampir bunuh diri. Batara Durga pun memberitahu pangeran Sidapaksa bahwa istrinya telah dihidupkan kembali dan sekarang dia berada di desa Prangalas. Dengan semangat, pangeran pun bergegas menemui istrinya. Namun Sri Tanjung, meminta pangeran Sidapaksa untuk memenggal kepala prabu Sulakrama jika masih ingin bersatu dengannya kembali. Permintaan itu pun dipenuhi dan akhirnya mereka bisa hidup bersama lagi.

E. Candi Angka Tahun




Di belakang pendopo teras, kamu akan menjumpai candi Angka Tahun. Candi Angka Tahun ini menghadap ke barat. Di depan candi Angka Tahun ini berdiri 2 buah patung Gayatri Rajapatni, Raja perempuan pertama Majapahit. Di dalam bilik candi ini juga terdapat patung Ganesha. Yaitu dewa yang melambangkan kecerdasan dan kebijaksanaan dalam agama Hindu. Selain itu, pada bagian atas bilik candi terdapat relief Surya Majapahit yaitu lingkaran yang di dalamnya terdapat relief yang melambangkan 9 dewa pada agama Hindu. Selain itu, lingkaran ini dikelilingi 8 segitiga sama kaki yang melambangkan arah mata angin dan dewa pendamping ke -9 dewa utama agama Hindu.

Pada setiap sisi di bawah kepala candi terdapat 4 buah pahatan kepala kala untuk menakuti roh jahat agar tidak memasuki area candi. Di candi Angka Tahun ini terdapat pahatan angka tahun yaitu 1291 Saka atau 1369 Masehi. Selain itu, candi ini merupakan bangunan candi yang paling terkenal karena candi ini juga menjadi simbol kodam Brawijaya, sehingga candi ini juga disebut sebagai candi Brawijaya. Dan candi ini pun memiliki nama lain yaitu candi Ganesha karena di dalam bilik candi ada arca ganesha.

F. Kelompok Arca Dwarapala




Kelompok Arca Dwarapala ini berada di sebelah selatan (baca : samping) dari candi Angka Tahun. Pada salah satu lapik arca dwarapala ini terpahat angka tahun 1214 Saka atau 1319 Masehi. Di sekitar arca Dwarapala ini juga terdapat tangga dan reruntuhan batu bata kuno yang diperkirakan adalah pagar dari halaman belakang kawasan candi Penataran ini.


 G. Candi Naga



Candi Naga adalah bangunan candi yang terletak di antara candi Induk dan candi Angka Tahun. Candi ini hanya tersisa kaki dan badan candinya saja. Candi ini menghadap ke barat. Ukuran candi ini adalah panjang 6,57 meter, lebar 4,83 meter, dan tinggi 4,7 meter Pada bagian dinding candi terpahat lilitan naga yang disangga oleh 9 tokoh batara. Di candi Naga ini terpahat angka tahun 1208 Saka atau 1286 Masehi. Pada masa pemerintahan Kertanegara dari kerajaan Singosari.

 H.  Candi Utama / Candi Induk


Candi ini merupakan candi terbesar di kompleks candi Penataran. Candi ini memiliki 3 teras dengan total ketinggian 7,2 meter. Pada dinding teras pertama terpahat relief cerita Ramayana. Pada dinding teras kedua terpahat relief cerita Krcnayanan. Dan pada dinding teras ketiga terpahat relief naga dan singa bersayap. Candi ini memiliki 2 tangga. Pada bangunan candi ini terpahat angka tahun 1269 Saka atau 1347 Masehi.

I.  Candi Percobaan





Candi ini adalah hasil percobaan pembangunan sisa-sisa reruntuhan candi . Letaknya berada di samping kanan dan kiri candi Induk. Diperkirakan bangunan candi ini merupakan bagian tubuh candi Induk. Gak nyangka kan? Kalau bangunan candi Induk yang ada sekarang ini hanya berupa kaki candi saja? 

 J. Arca ???


Ada yang tau arca apa ini?

K. Prasasti Palah


Prasasti Palah adalah prasasti yang dibuat oleh Raja Srengga pada tahun 1119 Saka atau 1197 Masehi. Yang menerangan Kertajaya yang senang karena tidak sirnanya keempat penjuru dari bencana. Selain itu prasasti ini juga digunakan untuk menyembah Bathara Palah.

 L. Kolam Petirtaan







Ada lele megalodon hahaha.

Ada yang melihat lele putih?

Relief fabel kerbau dan buaya

Kolam Petirtaan ini digunakan sebagai tempat mengambil air untuk upacara keagamaan. Pada kolam ini terpahat angka tahun 1337 Saka atau 1415 Masehi. Kolam ini berisi ikan mujaer, wader, dan lele. Jika beruntung anda juga bisa menemukan ikan lele putih yang berenang di kolam ini.

Selain itu, petirtaan ini juga sebagai tempat pemandian usai beribadah di candi Induk. Sebagai tujuan akhir pada konsep persembahyangan pada zaman dahulu. Yaitu amerta

Nah, bagaimana? Ternyata bangunan peninggalan zaman dahulu yang masih berdiri kokoh ini menyimpan banyak filosofi yang patut kita pelajari dan kita amalkan. Sudah sepatutnya kita sebagai generasi muda harus menjaga dan melestarikan situs peningggalan sejarah semacam ini. Na pembaca, setelah puas mengelilingi candi Penataran, saatnya kita melihat sunsetnya nih .



Bagaimana pembaca? Tertarik belajar sejarah di candi Penataran? Jadi Ayo Mbrasak Sekarang. 

 Saran Ane:

  1. Jangan merusak candi dan fasilitas umum di tempat ini.
  2. Jangan ambil apapun selain foto, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak langkahmu.
  3. Patuhi aturan warga dan kearifan lokal.
Koordinat GPS: 08°00′57.2″S 112°12′30.7″E

Komentar

Posting Komentar

Menerima Kripik, Saran, dan Paido