Kisah Sang Garuda di Candi Kidal

Malang, sebuah kota di selatan provinsi Jawa Timur ini dianugerahi pesona alam yang luar biasa indah. Mulai dari pantai yang berhiaskan samudra hingga beberapa puncak gunung yang tersebar di pelosok kabupaten Malang ini. Selain itu, kabupaten Malang juga kaya akan tempat-tempat bersejarah, mengingat dahulu Malang juga menjadi pusat pemerintahan kerajaan Singosari dan Kanjuruhan. Salah satu bukti sejarah di Malang adalah candi Kidal. Candi ini memiliki relief yang begitu inspiratif yaitu Relief Garudeya. Mau tahu kisah-kisah yang tersirat di candi Kidal ini? Baca sampai habis ya.


Informasi Rute

Dari Malang: Arahkan kendaraanmu menuju Fly Over Mergosono, ambil jalur bawah. Setelah melewati persimpangan rel kereta api belok kiri melewati jalan Kebalen Wetan. Lalu sampai di perempatan belok kanan melewati jalan Muharto. Mentok  lalu belok kanan. Setelah melewati terminal Hamid Rusdi, ada pertigaan belok kiri melalui jalan Tlogowaru. Ikuti jalan tersebut sampai kecamatan Tajinan. Sampai di Tajinan belok kiri mengikuti jalan raya Tajinan-Tumpang.

Dari Lawang/Pasuruan: Arahkan kendaraanmu menuju kota Malang melalui jalan raya Pasuruan-Malang. Tiba di flyover Arjosari ambil jalur bawah, lalu belok kiri melalui jalan raya Raden Intan. Lalu sampai di pertigaan belok kanan melalui jalan Raden Panji Suroso hingga tiba di Fly Over Mergosono. Setibanya di Fly Over Mergosono, ambil jalur bawah. Setelah melewati persimpangan rel kereta api belok kiri melewati jalan Kebalen Wetan. Lalu sampai di perempatan belok kanan melewati jalan Muharto. Mentok  lalu belok kanan. Setelah melewati terminal Hamid Rusdi, ada pertigaan belok kiri melalui jalan Tlogowaru. Ikuti jalan tersebut sampai kecamatan Tajinan. Sampai di Tajinan belok kiri mengikuti jalan raya Tajinan-Tumpang.

Dari Batu: Arahkan kendaraanmu menuju jalur Batu-Malang via Sengkaling. Tiba di simpang 3 Claket belok kanan menuju Alun-Alun Merdeka. Setelah melewati jalan Merdeka Timur lurus saja melawati jalan Sukarjo Wiryopranoto lalu tiba di perempatan belok kiri menuju jalan Pasar Besar. Tiba di perempatan Klenteng belok kanan hingga tiba di Fly Over Mergosono, ambil jalur bawah. Setelah melewati persimpangan rel kereta api belok kiri melewati jalan Kebalen Wetan. Lalu sampai di perempatan belok kanan melewati jalan Muharto. Mentok  lalu belok kanan. Setelah melewati terminal Hamid Rusdi, ada pertigaan belok kiri melalui jalan Tlogowaru. Ikuti jalan tersebut sampai kecamatan Tajinan. Sampai di Tajinan belok kiri mengikuti jalan raya Tajinan-Tumpang.

Dari Lumajang: Arahkan kendaraanmu menuju Sumbersuko-Tempeh-Pasirian-Candipuro-Pronojiwo-Ampelgading-Tirtoyudo-Dampit-Turen. Sampai di pertigaan PT Pindad, belok kanan menuju Bululawang. Tiba di pertigaan Pabrik Gula Krebet Baru belok kanan. Tiba di pertigaan SMA Bululawang lurus sampai pertigaan setelah SPBU Tlogowaru. Di pertigaan tersebut belok kanan melalui jalan Tlogowaru. Ikuti jalan tersebut sampai kecamatan Tajinan. Sampai di Tajinan belok kiri mengikuti jalan raya Tajinan-Tumpang.

Dari Blitar/Kepanjen: Arahkan kendaraanmu menuju Gondanglegi. Tiba di pertigaan pasar Gondanglegi belok kiri menuju Bululawang. Tiba di pertigaan SMA Bululawang lurus sampai pertigaan setelah SPBU Tlogowaru. Di pertigaan tersebut belok kanan melalui jalan Tlogowaru. Ikuti jalan tersebut sampai kecamatan Tajinan. Sampai di Tajinan belok kiri mengikuti jalan raya Tajinan-Tumpang.

NB: Sesampainya di desa Rejokidal, kecamatan Tumpang. Pelankan laju kendaraan. Karena lokasi candinya agak tersembunyi karena tertutup pos jaga candi dan pagarnya.

Informasi Harga

Jika kamu ingin berkunjung ke candi Kidal ini kamu gak usah mengeluarkan uang sedikitpun alias gratis. Kamu hanya cukup mengisi buku kunjungan / buku tamu yang dibawa juru pelihara candi Kidal.

Fasilitas

Candi Kidal ini sudah memiliki beberapa fasilitas yang dapat membantu pengunjung saat berlibur ke candi Kidal ini. Berikut fasilitasnya:
  • Pos Jaga Candi. Lokasinya persis berada di samping pintu masuk area candi ini. Setiap pengunjung yang mau berlibur ke candi Kidal wajib mampir ke sini untuk mengisi buku tamu. Jika kamu ingin tahu sejarah candi Kidal ini, kamu bisa meminta bantuan kepada pak juru pelihara Candi Kidal ini.
  • Papan Informasi. Jika kamu malu bertanya pada pak juru pelihara candi Kidal, kamu cukup membaca papan informasi yang tersedia di sebelah barat candi Kidal ini.
  • Taman. Area candi Kidal ini juga terdapat taman yang tertata rapi sehingga bisa menyejukkan mata siapapun yang memandangnya.
  • Toilet/Kamar Mandi. Nah, jika kamu berkunjung ke candi Kidal dan tiba tiba mendapat "panggilan alam". Gak usah takut, disini sudah tersedi WC kok.
  • Tempat Parkir. Tempat parkir candi Kidal ini tidak terlalu luas jadi, jika kamu mengendarai bus. Parkir busnya ya di tepi jalan raya. Kalau mobil kayaknya cuma muat 2-3 unit saja.
Jenis Wisata yang Bisa Dilakukan

Area wisata candi Kidal ini memiliki hawa yang sejuk, serta taman yang tertata rapi. Jadi cocok banget sebagai destinasi wisata:
  • Wisata Sejarah
  • Wisata keluarga
Kegiatan yang Bisa Dilakukan

Nah, di candi Kidal ini kamu bisa:
  • Foto-Foto
  • Piknik Bersama Keluarga
  • Belajar Sejarah
Kendaraan yang Bisa Masuk

Candi Kidal ini berada di tepi jalan raya penghubung kecamatan Tajinan dengan kecamatan Tumpang. Jadi jalannya lumayan mulus dan lebar. Dan kendaraan yang bisa mengakses candi Kidal ini adalah:
  • Sepeda
  • Sepeda Motor
  • Mobil
  • Elf
  • Bus 
Tempat Wisata di Sekitar

Di sekitar candi Kidal ini juga terdapat beberapa tempat wisata lain yang patut kamu kunjungi yaitu:
  • Sumber Jenon
  • Pemandian Alami Ringin Songo
  • Sumber Umbul Sari
  • Candi Jago
Mbrasak Yuk

Sejuknya kota Malang mengiringi perjalanku menuju candi Kidal. Hingga tak terasa sepeda motor ini, sudah berada di desa Rejokidal tempat candi Kidal ini berada. Candi yang berada di tempat yang sejuk dan sunyi turut mendamaikan  suasana hati.#AmbilNapasDalamDalam #Sebelum Dilarang
Candi Kidal  adalah candi yang berlokasi di desa Rejokidal, kecamatan Tumpang, kabupaten Malang. Fungsi candi Kidal ini adalah tempat pendharmaan Anusapati, raja ke-2 Singosari yang dibunuh oleh Tohjaya, raja ke-3 kerajaan Singosari akibat kutukan Mpu Gandring atas Ken Arok yang telah membunuhnya.

Candi Kidal ini memiliki panjang 10,8 meter, lebar 8,36 meter, dan tinggi 12,26 meter. Candi ini tidak diketahui kapan ditemukan kembali. Namun menurut catatan JLA. Brandes menemukan reruntuhan bata merah di halaman candi. Lalu pada tahun 1925, dinas Purbakala Hindia Belanda memerintahkan B. Dee Han untuk membangun kembali candi Kidal ini.Dan kemudian dipugar kembali pada tahun 1986-1990 oleh Kanwil Depdikbud Jawa Timur dan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur (Sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Timur.

Candi Kidal ini masih berdiri kokoh dan dihiasi banyak relief. Seperti di kiri-kanan tangga masuk candi ini masih dihiasi makara (relief kepala naga). Selain itu, di atas pintu masuk bilik / ruangan candi ini dihiasi relief kepala Kala (relief kepala dengan mata melotot dan taring yang tajam) untuk mengusir kekuatan jahat yang akan mengganggu candi. Sedangkan pada bilik candi dahulunya terdapat arca Siwa. Namun arca tersebut telah dibawa Belanda dan kini berada di museum Leiden.

Pada sudut-sudut kaki candi Kidal ini dapat dijumpai relief-relief bergambar burung garuda. Sedangkan pada bagian tengah 3 sisi dinding kaki candi ini terdapat relief garuda yang mengisahkan kisah Garudeya. Membaca relief ini harus dengan prasawiya (berlawanan arah jarum jam). Dimulai dari sisi selatan dinding kaki candi Kidal ini terdapat relief Garuda yang berada di bawah 3 ular. Dilanjutkan ke sisi timur dinding kaki candi Kidal, terdapat relief Garuda yang membawa kendi berisi amerta. Dan berakhir ke sisi utara dinding kaki candi yang terdapat relief Garuda yang menggendong wanita.
 



Bagaimanakah kisah Garudeya? Simak ceritanya di bawah ini


Dikisahkan ada 2 bersaudara yang menjadi istri Resi Kasiapa. Mereka adalah Kadru dan Winata. Kadru memiliki 3 anak angkat berupa naga. Dan Winati mempunyai seorang anak angkat berupa Garuda. Kadru yang malas dan tidak mau mengurus ketiga anak angkatnya lalu membuat siasat agar Winata mau merawat ketiga anak angkatnya. Hingga mereka bertaruh ekor kuda putih Uraiswara, dan yang kalah akan menjadi budak pemenangnya. Dengan curang, akhirnya Kadru pun menang. Dan Winata pun menjadi budak Kadru beserta 3 anak nya. Winata pun akhirnya meminta tolong Garuda untuk membantu tugas-tugasnya (relief Garudeya pertama, Garuda di bawah ular).

Setelah tumbuh besar, Garuda bertanya kepada kepada ibunya mengapa mereka menjadi budak bibinya, Kadru dan 3 anak angkatnya. Lalu diceritakanlah perihal pertaruhan ekor kuda Uraiswara. Lalu Garuda pun bertanya pada ke 3 ular naga tersebut "bagaimana cara agar ibunya bebas dari perbudakan". Selanjutnya  ular naga pun meminta garuda untuk membawakan amerta yang ada di kahyangan, yang dijaga para dewa, dan berasal dari lautan susu. Garuda menyanggupinya lalu berpamitan ke ibunya untuk ke Kahyangan. Langkah Garuda pun tak berjalan mulus, para dewa melarangnya membawa amerta dan terjadi  perkelahian. Berkat kesaktiannya, Garuda pun menang. Akhirnya Bathara Wisnu pun harus turun tangan, dan akhirnya Garuda pun dapat dikalahkan. Tetapi, setelah mendengar tujuan Garuda mengambil amerta, Bathara Wisnu pun mengijinkan mengambil amerta dengan syarat Garuda mau menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Garuda pun menyanggupinya dan pulang ke bumi membawa amerta (relief Garudeya kedua, Garuda membawa kendi).

Dengan membawa amerta itu ke bumi. Garuda pun berhasil membebaskan ibunya dari perbudakan Kadru dan 3 anak angkatnya (Relief Garudeya ketiga, Garuda menggendong wanita)

Kisah tersebut juga menggambarkan upaya Anusapati untuk membebaskan ibunya dari penindasan. Kesengsaraan Ken Dedes bermula ketika putri Mpu Purwa ini terdengar oleh Tunggul Ametung. Untuk mempersunting Ken Dedes, Tunggul Ametung terpaksa menempuh jalur kekerasan. Kecantikan Ken Dedes ini pun juga tak sengaja dilihat oleh Ken Arok. Saat itu Ken Dedes memancarkan sinar yang berkilau dari bagian tubuhnya ketika Ken Arok melihat Ken Dedes di taman Loji.

Menurut pendeta Lohgawe, aura seperti itu hanyalah milik wanita ardanareswari, yaitu wanita yang akan melahirkan raja-raja besar di Jawa. Melihat hal itu, Ken Arok berambisi menikahi Ken Dedes dan membunuh Tunggul Ametung. Namun setelah menikahi Ken Dedes, Ken Arok menikah lagi dengan Ken Umang. Dan Ken Arok ternyata lebih menyayangi Ken Umang daripada Ken Dedes. Melihat hal tersebut, Anusapati lantas membunuh Ken Arok untuk membebaskan ibunya, disamping akibat kutukan Mpu Gandring pada Ken Arok.

Menurut pembaca bagaimana? Apakah yang dilakukan Anusapati sudah benar? Kalau aku sih milih netral aja deh, kan aku gak tahu kronologinya bagaimana. Hehehe






Apakah pembaca juga tertarik berlibur ke candi Kidal ini? Jadi, Ayo Mbrasak Sekarang.

Saran Ane:
  1. Jangan merusak atau mencorat-coret bangunan candi maupun fasilitasnya.
  2. Jangan ambil apapun selain foto. Janagan tinggalkan apapun kecuali jejak langkahmu.
  3. Patuhi aturan warga setempat dan hormati kearifan lokal warga.
  4. Jangan menginjak-injak tanaman / bunga.
Koordinat GPS Candi Kidal: 08°01′32.9″S 112°42′31.4″E

Komentar